• Latest News

    Curup Kami-Cerita Rakyat : Alim Murtad-Legenda dari Lembak.

    Seorang anak muda, hidup bersama orang tuanya yang miskin dan sengsara. Pada suatu hari orang tuanya berkata,
     "Anak­ku, cobalah ·engkau ikut masuk belajar di pengajian itu!". 
    Jawab anaknya, 
    "Baiklah ayah."

    Maka pergilah anaknya menemui guru mengaji, dan menga­takan bahwa ia akan masuk kumpulan pengajian. Ia diterima oleh guru dan mulai malam nantinya ia sudah boleh mulai mengikuti pelajaran mengaji. Sudah beberapa lama ia belajar di sana, tetapi  tidak menambah kepintarannya. Ia hanya bisa mengaji allahhu­ ahad. 

    Semua kawan-kawannya sudah hampir tamat semuanya. Kemudian gurunya berkata kepadanya, 

    "Hai anak muda, kamu ini hanya bisa Kulhuallahhuahad itu saja." 

    Sejak itu anak muda itu mendapat julukan dari gurunya dengan Kulhu allahhuahad. Mendengar perkataan gurunya, maka anak muda itu tertawa saja. Setiap orang mengaji ia ikut juga mengaji. Akan tetapi ia hanya membaca Kulhu allahhuahad itu saja. Akhirnya kawan-kawannya juga memberi gelar seperti itu.

    Suatu ketika ia pulang ke rumahnya sambil berpikir dan memberitahukan kepada orang tuanya. 

    "Ayahku, relakanlah aku pergi untuk merubah nasib hidupku. Aku selalu diejek oleh teman-temanku Kulhu allahhuahad. Karena aku hanya bisa mem­baca itu saja dalam pengajian, yang lain tidak bisa. Saya  kan be­rangkat dari sini dan akan menemui Munakirun." 

    Jawab orang tuanya, 

    "Kalau begitu baiklah .. Jaga dirimu baik-baik agar kau selamat dalam perjalanan!" 

    Mendengar kata-kata orang tuanya itu, ia mulai mempersiapkan bekal untuk berangkat. 

    Esok harinya berangkatlah ia dari rumahnya. Belum lama berjalan bertemulah ia dengan seorang ulama yang baru saja selesai menunaikan ibadah sembahyang. Lalu orang itu bertanya padanya, sambil berkata,

    "Mau kemanakah engkau Kulhu allahhuahad?"

    "Aku akan menemui Munakirun, akan menanyakan bagaimanakah kesudahan nasib hidupku," 

    Jawab Kulhu allahhuahad.

    Kata ulama itu, 

    "Tolong sampaikan pada Munakirun; bahwa saya orang yang paling taat melakukan sembahyang, lihat saja buktinya batu itu sudah cekung bekas saya melakukan ibadah di sana. Kata­kan padanya siapkan Sorga yang indah buat saya nanti." 

    "Baiklah!" 

    Jawab Kulhu allahhuahad. Lalu ia terus berjalan.

    Lama-lama berjalan, bertemulah ia dengan seorang yang sangat kaya sekali. Ia memanggil Kulhu allahhuahad sambil ber­tanya, 

    "Mau kemanakah engkau Kulhu allahhuahad?" 

    Jawab Kulhu allahhuahad, .

    "Saya akan menemui Munakirun." 

    Orang kaya itu berkata, 

    "Kalau begitu tolong tanyakan padanya, apa sebabnya tiap-tiap saya mendirikan mesjid, didirikan hari ini besok paginya sudah rubuh." 

    "Baiklah! Akan kusampaikan pesan­ mu. "

    Jawab Kulhu allahhuahad. 

    Kulhu allahuahad meninggalkan tempat itu dan terus me­lanjutkan perjalannya. Tak lama kemudian tibalah ia di suatu tempat, disitu ia bertemu dengan seorang manusia yang sangat aneh. Manusia itu berjalan, kaki ke atas, kepala di bawah. Ia men­dekati orang itu lalu bertanya padanya,
     
    "Mengapakah engkau ber­nasib begini? Apakah engkau tak pernah berobat ke dukun?"

    Orang itu menjawab, 

    "Kemana-mana saya berobat tidak ada yang bisa mengobati penyakit saya ini." 
    "Dan mau ke manakah engkau sekarang?" 

    tanya orang itu.

    "Aku akan menemui Munakirun." 

    Jawab Kulhu allahhuahad.

    "Tolonglap engkau tanyakan pada munakirun, bagaimana obat penyakit saya ini!"

    "Baiklah! Akan kusampaikan pesanmu itu, sekarang aku permisi untuk meneruskan perjalananku."

     Lama kelamaan berjalan bertemulah ia dengan seorang yang suka mengadu ayam.

    Lalu Kulhu allahhuahad berjalan meninggalkan tempat itu. Berjalan menempuh hutan masuk hutan, ke luar hutan, masuk kampung ke· luar kampung, kadang-kadang mendaki, kadang me­nurun. Namun sebelum tiba ke tempat yang akan dituju ia tak akan berhenti. Maka lama kelamaan ia berjalan bertemu sebuah perkampungan. Di sana tinggal seorang tua yang hidupnya seba­tang kara. la berdiam di sebuah gubuk yang sudah tua sekali tampaknya. Melihat Kulhu allahhuahad, orang tua itu menegur­nya, katanya,

    "Hai anakku! Mau ke manakah engkau? Kalau engkau tersesat, mampirlah dulu ke pondok ini!"

    Kulhu allahhuahad menoleh sambil mendekati orang tua itu, dan katanya, 

    "Aku hendak menemui Munakirun, karena akan mena­nyakan bagaimanakah akhirnya nasib hidupku ini. Aku sudah lama hidup menderita, dan juga banyak lagi pesan yang akan kusampai­kan padanya."

    "Kalau begitu baiklah! "

    Kata orang tua itu.

    " Sekarang jelaskanlah padaku apa lagi yang akan ku sampaikan padanya!" 

    Maka Kulhu allahhuahad mulai menerangkan satu persatu pesan dan pertanyaan orang-orang yang ia temui dalam perjalan­an tadinya. 

    "Begini!" Kata Kulhu allahhuahad. "Ada seorang ulama berpesan, di akhirat nanti jangan lupa menyediakan buatnya surga yang indah, karena ia melakukan ibadah terus. Sebagai bukti­nya batu tempat ia bersembahyang sudah cekung."

    Jawab orang tua itu, 

    "Oh! kalau begitu baiklah! Nanti akan dise­diakan neraka jahanam buat ulama itu,karena ia takabur."

     "Kalau begitu baiklah, nanti akan kusampaikan padanya. "

    Kata Kulhu allahhuahad.

    "Kemudian ada seorang ulama lagi yang berpesan padaku bahwa ia akan mendirikan sebuah mesjid. Akan tetapi didirikan hari ini besok paginya mesjid itu rubuh. la minta tolong tanyakan me­ngapa kiranya bisa terjadi demikian. Sedangkan hal ini adalah suatu kebaikan untuk beramal.

    Jawab orang tua itu.

     "Katakanlah pada ulama itu, bahwa ia telah berdosa. Dia ada mempunyai seorang anak perempuan, sudah banyak orang yang datang melamar anak itu selalu ditolaknya. Justru karena itu setiap usahanya pasti tak akan berhasil."

    Kemudian Kulhu allahhuahad melanjutkan lagi pertanya­ annya, katanya, 

    "Ada seorang manusia aneh, ia berjalan, kaki keatas kepala ke bawah, apakah salah orang orang itu ?"

     Jawab orang tua itu, 

    "Orang itu durhaka, sebab ia banyak mempunyai ilmu. Tetapi ia tidak mau mengajarkannya kepada orang lain."

    Kata Kulhu allahhuahad, 

    "Ada lagi seorang yang suka mengadu ayam. Pekerjaannya hanya berjudi, minum-minuman keras, tak pernah bersembahyang. la sekarang telah insaf, bahkan ia banyak berbuat dosa. Oleh karena itu ia berpesan; sediakan saja di akhirat nanti neraka jahanan buatnya!"

    Jawab orang tua itu, 

    "Katakan padanya karena ia seorang yang telah sadar akan kesalahannya, agar ia selalu bertobat dan melakukan ibadah sembahyang sebagaimana perintah Tuhan Yang Maha Esa. Percayalah, kelak pasti baginya akan disediakan surga yang paling indah."

    "Kalau begitu baiklah, dan saya ban yak mengucapkan terima kasih. Semuanya akan kusampaikan pada masing-masing orang itu. "

    Kata Kulhu allahhuahad .

    Maka Kulhu allahhuahad meninggalkan tempat itu, lalu kembali menemui orang-orang yang berpesan padanya. Tak lama berjalan bertemulah ia dengan orang yang suka mengadu ayam tadi. Orang itu memanggilnya,

     "Kulhu allahhuahad, bertemukah engkau dengan Munakirun?" 


    Jawab Kulhu allahhuahad, 

    "Saya bertemu dengannya, ia memberitahukan agar engkau bertobat dan bersembahyang. Nanti buatmu
    akan disediakan surga yang indah." 

    Mendengar berita itu bukan main gembira hati orang itu. Maka mulailah saat itu ia taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan. 

    Kulhu allahhuahad berjalan terus mencari orang yang berjalan, kaki ke atas kepala ke bawah tadi. Tak lama kemudian bertemulah ia dengan orang itu, katanya, 

    "Saya telah bertemu dengan Munakirun, katanya engkau banyak mempunyai ilmu, akan tetapi tidak mau mengajarkannya pada orang lain. Itulah sebabnya engkau menderita demikian jadinya." 

    Kata orang itu, 

    "Kalau memang demikian salahku, ambilah semua­ nya ilmuku ini." 

    Maka diserahkannya segala ilmunya kepada Kul­hu allahhuahad. Mulai saat itu juga penyakitnya berangsur-angsur sembuh. 

    Kulhu allahhuahad melanjutkan perjalanannya menemui seorang ulama yang mendirikan mesjid tadi. Tiba di rumah ulama itu ia berkata, 

    "Saya telah menemui Munakirun, menurut kete­rangannya bahwa: engkau ada mempunyai seorang anak perempu­an, akan tetapi sudah banyak orang yang datang melamarnya, selalu kau tolak. Maka dari itu apa saja yang akan kau lakukan tak akan tercapai". 


    Jawab ulama itu, 

    "Kalau seandainya demikian, anakku akan ku­ nikahkan denganmu. Mudah-mudahan rencana saya ini berhasil."

    Kulhu allahhuahad menjawab, 

    "Bukan saya ingin mengawini anakmu, tapi ini adalah amanat dari Munakirun. Atas tawaran­ saya mengucapkan terima kasih, dan masih banyak amanat-amanat
    orang yang akan kusampaikan."

    Kata ulama itu, 

    "Kalau bisa tolonglah aku, supaya engkau bersedia menikah dengan anakku. Kapan saja kesediaanmu akan kutunggu." 

    "Baiklah!" 

    Kata Kulhu allahhuahad.

    Maka Kulhu allahhuahad berjalan lagi untuk menemui se­orang ulama lagi. Tak lama kemudian tibalah pula ia ke tempat ulama itu, dan katanya, 

    "Saya telah bertemu dengan Munakirun, menurut keterangannya engkau telah takabbur, di akhirat nanti tempatmu akan disediakan nereka jahanam." 

    Mendengar kata-kata Kulhu. allahhuahd itu, gemetar badan ulama itu. Ketika itu ia berjanji akan merobah sikapnya. 

    Sekarang telah selesai semua tugas Kulhu allahhuahad me­nyampaikan pesan orang-orang tadi, ia kembali menemui orang tuanya.

    Setelah ia tiba di rumah orang tuanya, berceritalah ia tentang suka duka dan pertemuan-pertemuan yang ia alami. Kira-kira dua hari kemudian datanglah ulama yang minta tolong agar Kulhu allahuahad bersedia nikah dengan anak gadisnya tadi. 

    Maka Nikahlah Kulhu allahhuahad dengan anak ulama itu. Mulailah mengadakan jamuan alakadarnya. Tetangga di sekitarnya diundang untuk menghadiri jamuan tersebut. Orang-orang yang hadir kagum melihat Kulhu allahhuahad men­dapat jodoh seorang anak ulama. Maka permintaan hadirin agar Kulhu allahhuahad dapat membacakan doa pada saat itu, Karena para hadirian ingin menguji Kulhu allahhuahad apakah ia bisa membaca doa atau tidak.

    Maka Kulhu allahhuahad memulai membaca doa sebagaimana permintaan hadirin. Semuanya itu hafal, suaranya yang begitu baik sehingga semua yang hadir hening dibuatnya.

    Sejak saat itu Kulhu allahhuahad menjadi ulama terbesar dan ia sebagai orang yang terpandang di kampung itu.


    Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, "Cerita Rakyat Bengkulu",Jakarta,1982.

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Curup Kami-Cerita Rakyat : Alim Murtad-Legenda dari Lembak. Rating: 5 Reviewed By: CURUPKAMI
    Scroll to Top