Darimana asal usulnya tidak ada yang tahu dengan pasti dan telah beberapa abadnya tidak ada juga yang mengetahui,hanya ada cerita - cerita dan pendapat mengatakan bahwa tulisan itu datangnya dibawa oleh pedagang zaman dahulu dari Hindia bagian belakang. Tulisan Rejang sudah berada pada masa bumi Lebong masih bernama ( berjolok )Renah Kelawi, pimpinannya memakai gelar Ajai,daerahnya disebut sosokan,belum disebut marga.Sebelum datang orang dari Pagar Ruyung,dari MAjapahit dan dari Sriwijaya tulisan itu sudah ada.
Persamaan tulisan rejang terdapat di daerah-daerah Komering,Lampung,Kerinci, dan Tapanuli,perbedaannya cara ejaan,tanda-tanda dan pengaruh logat dari daerah itu masing-masing.
Masuknya pendatang dari Pagar Ruyung ,Majapahit dan Sriwijaya tidak mempengaruhi tulisan Rejang.
Dari Pagar Ruyung membawa tulisan Arab Melayu,dari Sriwijaya memakai tulisan Sriwijaya dan dari Majapahit tidak ada membawa tulisan.
Pada masa Inggris menguasai Pesisir Bengkulu,daerah Rejang tidak termasuk jajahannya pun tulisannya tidak mempengaruhi.Pada zaman Sriwijaya ada beberapa piagam bertuliskan tulisan Sriwijaya yang diberikan pada tokoh-tokoh rakyat Rejang,tulisan Rejang dipergunakan dalam hubungan dengan kerajaan Sriwijaya.
Sewaktu kesultanan Palembang ditaklukkan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1821 daerah Rejang Empat Petulai tidak turut takluk.
Pada tahun 1853 tentara Belanda memasuki daerah Rejang,perjalanan menuju Keban didekat Tertik dihancurkan oleh rakyat,kemudian diadakan perjanjian,bersumpah menghormati daerah masing-masing,menyerahkan orang-orang tawanan dari kedua belah pihak kepada pemerintah-pemerintahan yang berkepentingan tugasnya,perjanjian itu merupakan perjanjian persahabatan antara mereka.
Kemudian berulang kali diadakan permufakatan antara Tiang Ampat ( Rejang ) dan pemerintahan jajahan Belanda.Akhirnya setelah beberapa kali mengadakan permufakatan mulanya di Nagai Ameun ( Lebong ) kemudian dan terakhir di Temedak ( Ds. Kelobak Kepahyang ), demi keselamatan kedua belah pihak Tiang Ampat ( Ampat Petulai ) akan tunduk kepada pemerintahan Belanda dengan syarat :
- Adat dan Pusaka tidak boleh di rusak dan diganggu
- Rejang Lebong dimasukan kedalam keresidenan Palembang
Syarat-syarat tersebut diterima baik oleh pihak Belanda tahun 1860.
Controlir pertama di Rejang A.Prius Vander Hoeven di tempatkan kedudukannya di Ds.Tapus ( Lebong ).
Dalam masa itu tulisan Rejang masih beredar,bersama-sama tulisan arab melayu,pihak Belanda memakai huruf latin.
Berkisar tahun 1890 seterusnya tulisan Rejang mulai tidak beredar lagi,sedikit sekali yang mempelajarinya. Pada tahun 1925 tulisan Arab Melayu mulai pula menghilang. Tanggal 6 Februari 1904 Rejang Lebong dimasukkan ke dalam Keresidenan Bengkulu. tulisan rejang ada pula yang menamakan Tulisan Rencong/Ulu. Demikianlah kisah sekilas riwayat tulisan Rejang
Sumber : disadur dari Buku Belajar Menulis dan Membaca Tulisan Rejang Oleh A.Sani 1982
0 comments:
Post a Comment