Rio Guting anak ke 6 dari Setia Merah Depati, ketika masih kecil dan baru dapat berlari-lari bermain bersama saudara-saudaranya. Dan disaat itu ayahnya sedang mengasah Keris Pusaka Mecer Awang (keris pusaka Tubei Suku VIII-saat ini disimpan oleh keturunan Sultan Muhmad di Pungguk Pedaro), dan secara tak terduga, Rio Guting jatuh terjerembab mengenai keris Mecer Awang ditangan ayahnya, seketika itu juga Rio Guting meninggal dunia.
Akibat dari kelalaian ayahnya, maka Rio Cendeh beserta adik-adiknya menuntut kepada ayahnya agar dapat diberikan pengganti Rio Guting, dan mendengar tuntutan Rio Cendeh bersaudara serta menyesali akan kelalaiannya, maka Setia Merah Depati pergi ke Pagaruyung untuk bertapa, dan dalam pertapaannya itulah, Setia Merah Depati mendapatkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan dikarenakan ketampanannya itulah maka bayi tersebut diberi nama Bujang Ringkih (Bujang Tampan), sebagai pengganti Rio Guting.
Setelah mendapatkan pengganti Rio Guting, maka Setia Merah Depati pulang ke Kutai Usang Tubei Suku VIII, dan dikarenakan isteri Setia Merah Depati telah meninggal dunia, maka untuk mengasuh Bujang Ringkih diserahkanlah untuk membesarkannya kepada adik kandungnya yaitu Ki Pandan gelar Rajo Girang Pemimpin Tubei Suku IX Muara Aman, hingga dewasa.
0 comments:
Post a Comment