• Latest News

    Riwayat Sultan Sarduni gelar Rio Mawang

    Sultan Sarduni gelar Rio Mawang, setelah mendengar cerita dari ibunya “Puteri Bungsu” bahwa neneknya “Sutan Saktai” masih hidup dan saat ini berada dan menjadi Rajo di Renah Pelawi Lebong, maka ia mohon izin kepada ibunya untuk mencari neneknya. Dalam pencarian itu, Sultan Sarduni pergi tanpa arah, ia hanya menuruti kata hatinya, Sultan Sarduni berjalan menyusuri pantai laut arah keselatan, hingga sampailah ia kemuara sungai (Sungai Ketahun), dan iapun menyusuri sungai tersebut hingga akhirnya sampailah ia ke suatu gunung (Gunung Resam), karena kelelahan akhirnya Sultan Sarduni tertidur di puncak gunung itu, dalam tidurnya ia bermimpi didatangi oleh orang tua, dan orang tua itu berkata “palingkan mukamu kearah timur, disanalah nenekmu sedang bersidang”, setelah terjaga pergilah Sultan Sarduni kearah Timur seperti petunjuk orang tua dalam mimpinya. Setelah berjalan ± 12 Km, sampailah ia kesuatu kampung (Renah Pelawi), disana ia melihat banyak orang yang telebong (rapat raja bersama para pemimpin Pat Petuloi), akhirnya bertemulah Sutan Sarduni dengan neneknya Sultan Saktai.
    Dari kata-kata Telebong itulah, maka Renah Pelawi disebut dengan Lebong. “Telebong” adalah kata-kata asli bahasa Rejang yang berarti “Terkumpul”. Setelah beberapa lama Sultan Sarduni gelar Rio Mawang berada di Renah Pelawi, dan mendapatkan pelajaran kepemimpinan dari neneknya Sultan Saktai, dan atas kecakapan dan kecerdasannya ikut menjalankan pemerintahan. Dan mengingat Sultan Saktai sudah tua, maka atas mufakat dari seluruh pemimpin Tiang Pat dan para cerdik pandai Renah Pelawi, Sultan Saktai akhirnya menyerahkan jabatan Rajo Renah Pelawi kepada cucunya yaitu Sultan Sarduni, dan ditetapkanlah Sultan Sarduni menjadi Rajo ke 2 di Kerajaan Renah Pelawi. Setelah Sultan Sarduni menjadi Raja II Renah Pelawi, maka Sultan Saktai pergi untuk kembali ketanah kelahirannya ke Pagaruyung. Beberapa riwayat berpendapat bahwa, Sultan Saktai tidak sampai ke Pagaruyung, ia hilang ghaib di sebuah gunung besar Ulu Lais, benar atau tidaknya riwayat ini hanya Allah-lah yang mengetahuinya. Sesuai dengan tradisi masyarakat, bahwa setiap yang menjadi pemimpin pemerintahan, ia harus berkeluarga, maka Sultan Sarduni dikawinkanlah dengan Puteri Sindaraya binti Rio Bitang. Sumber : http://rejang-lebong.blogspot.com/2008/07/riwayat-sultan-sarduni-gelar-rio-mawang.html
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Riwayat Sultan Sarduni gelar Rio Mawang Rating: 5 Reviewed By: CURUPKAMI
    Scroll to Top